Bagi orang yang beriman, kedatangan bulan suci Ramadhan adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Sejak bulan Rajab, Sya’ban, hingga Ramadhan, telah dipersiapkan lahir batinnya untuk bisa menunaikan rangkaian ibadah, mulai dari berpuasa, qiyamullail, tadarus Qur’an, bersedekah dan amal kebaikan lainnya.
Ibnu Abbas ra menyampaikan, Nabi Saw adalah manusia paling dermawan dalam kebaikan, dan beliau paling dermawan pada bulan Ramadhan. Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan hingga Ramadhan berakhir.
Menurut Abdul Aziz As-Sadhan dalam bukunya “Puasa Tapi Keliru”, ada 5 golongan manusia yang puasanya tidak membuahkan hasil selama di bulan suci Ramadhan.
1. Menganggap biasa bulan Ramadhan
Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, tak ada yang berbeda seperti bulan-bulan lainnya, hingga Ramadhan berlalu, tentu sebuah kerugian yang besar. Ia sama sekali tidak menganggap istimewa puasa dan merasakan manfaat bulan suci Ramadhan.
Juga tidak bersegera melakukan kebaikan, padahal di bulan suci inilah segala pahala dilipat gandakan. Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, ibarat orang melewatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang tak ternilai harganya.
2. Berubah alim hanya pada bulan Ramadhan
Imam Ahmad mengatakan, “Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja.”
Tentu sangat terpuji, dari semua berperilaku tidak baik menjadi baik, dari tak berjilbab kemudian berhijab, dari yang tak pernah shalat kemudian rajin shalat, baik yang wajib maupun sunnah. Namun, sangat disayangkan, ketika Ramadhan usai, golongan manusia seperti itu kembali berbuat maksiat kepada Allah, melepas hijabnya, tak lagi ke masjid, bahkan meninggalkan shalat. Karena itu, berusahalah untuk tetap istiqamah dalam beramal dan kebaikan.
3. Sebatas menahan lapar dan dahaga
Golongan ketiga adalah orang yang menahan perut dari makan dan minum saja. Ia tidak merasa bersalah dan berdosa ketika melakukan kemunkaran, menggunjing, menyebar fitnah, menghina, sebuah perilaku yang biasa dilakukan di luar Ramadhan. Akhirnya, saat Ramadhan tiba, kebiasaan buruk itu tak juga berubah, sehingga Ramadhan tak membawa pengaruh bagi kehidupannya sehari-hari.
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa).” (HR. Bukhari).
4. Tidak Manfaatkan waktu di bulan Ramadhan
Mereka yang tidur pada siang hari di bulan Ramadhan serta begadang dan melakukan hal yang sia-sia pada malam harinya, adalah golongan yang merugi. Seharusnya, Ramadhah disibukkan dengan amal ibadah, seperti shalat berjamaah, tadarus dan tadabur Al Qur’an, berdzikir, berinfaq dan sedekah, dan kebaikan lainnya.
5. Tetap maksiat di bulan Ramadhan
Ini adalah golongan terburuk yang dilakukan oleh umat yang mengaku muslim. Mereka tidak mengenal Allah, baik di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Golongan ini tetap tidak menjalankan shalat dan puasa tanpa uzur syar’i.
Ibnu Abbas ra menyampaikan, Nabi Saw adalah manusia paling dermawan dalam kebaikan, dan beliau paling dermawan pada bulan Ramadhan. Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan hingga Ramadhan berakhir.
Menurut Abdul Aziz As-Sadhan dalam bukunya “Puasa Tapi Keliru”, ada 5 golongan manusia yang puasanya tidak membuahkan hasil selama di bulan suci Ramadhan.
1. Menganggap biasa bulan Ramadhan
Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, tak ada yang berbeda seperti bulan-bulan lainnya, hingga Ramadhan berlalu, tentu sebuah kerugian yang besar. Ia sama sekali tidak menganggap istimewa puasa dan merasakan manfaat bulan suci Ramadhan.
Juga tidak bersegera melakukan kebaikan, padahal di bulan suci inilah segala pahala dilipat gandakan. Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, ibarat orang melewatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang tak ternilai harganya.
2. Berubah alim hanya pada bulan Ramadhan
Imam Ahmad mengatakan, “Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja.”
Tentu sangat terpuji, dari semua berperilaku tidak baik menjadi baik, dari tak berjilbab kemudian berhijab, dari yang tak pernah shalat kemudian rajin shalat, baik yang wajib maupun sunnah. Namun, sangat disayangkan, ketika Ramadhan usai, golongan manusia seperti itu kembali berbuat maksiat kepada Allah, melepas hijabnya, tak lagi ke masjid, bahkan meninggalkan shalat. Karena itu, berusahalah untuk tetap istiqamah dalam beramal dan kebaikan.
3. Sebatas menahan lapar dan dahaga
Golongan ketiga adalah orang yang menahan perut dari makan dan minum saja. Ia tidak merasa bersalah dan berdosa ketika melakukan kemunkaran, menggunjing, menyebar fitnah, menghina, sebuah perilaku yang biasa dilakukan di luar Ramadhan. Akhirnya, saat Ramadhan tiba, kebiasaan buruk itu tak juga berubah, sehingga Ramadhan tak membawa pengaruh bagi kehidupannya sehari-hari.
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa).” (HR. Bukhari).
4. Tidak Manfaatkan waktu di bulan Ramadhan
Mereka yang tidur pada siang hari di bulan Ramadhan serta begadang dan melakukan hal yang sia-sia pada malam harinya, adalah golongan yang merugi. Seharusnya, Ramadhah disibukkan dengan amal ibadah, seperti shalat berjamaah, tadarus dan tadabur Al Qur’an, berdzikir, berinfaq dan sedekah, dan kebaikan lainnya.
5. Tetap maksiat di bulan Ramadhan
Ini adalah golongan terburuk yang dilakukan oleh umat yang mengaku muslim. Mereka tidak mengenal Allah, baik di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Golongan ini tetap tidak menjalankan shalat dan puasa tanpa uzur syar’i.